Selasa, 07 Oktober 2014

Prosedur Keselamatan Kerja Percobaan Titrasi Asam Basa



PROSEDUR PENGECEKAN LABORATORIUM
Prosedur Check-In


1.Meja kerja, daftar peralatan, kunci kombinasi akan anda dapat. Kunci yang rusak akan diganti/diperbaiki. Jika anda akan melengkapi kunci anda, silahkan hubungimpetugas.

2.Semua mahasiswa harus melengkapi dan mengembalikan kartu isian kepada asisten/petugas.

3.Anda dapat membuka lemari dan laci laboratorium anda dan menyimpan lab kerja anda.

4.Cek peralatan yang ada dalam daftar dalam lemari anda. Jangan diterima  peralatan yang rusak atas gelas yang retak atau pecah.

5.Apabila anda kegilangan beberapa item, lapor.

6.Dalam daftar peralatan tulis nomor meja, nomor praktikum, dan nama anda.
 
7.Simpan daftar peralatan dilaci/lemari anda. Dan anda dapat mulai kerja  percobaan


PROSEDUR PERCOBAAN .

Pembuatan larutan NaOH 0,1 M
1.Isi sekitar 100 ml labu tukur 250 ml dengan air suling.
2.Pipet dengan pipet volume 5 ml larutan NaOH 6 M, masukkan ke dalam labu (langkah 1) yang sudah berisi air suling, kocok hingga homogen.
3.Tambahkan air suling sampai tanda batas, dan kocok. B.

Pembuatan larutan HCl 0,1 M
1.Pipet 25 ml larutan HCl 1 M kedalam labutakar dengan menggunakan  pipet vokumetrik.
2.250 ml yang sudah berisi sekitar 100 ml air suling, kocok hingga homogen. 3.Tambahkan air suling sampai tanda batas dan kocok. C.

Standarisasi Larutan NaOh 0,1 M 250 ml dengan KHP.
1.Siapkan 3 buah erlenmeyer 250 ml yang kering dan bersih. Beri nomor 1,2 dan 3. 2.Timbang 0,2042 KHptalat kedalam erenmeyer 1,ulangi untuk erlenmeyer2, dan 3 (selisih penimbangan kurang lebih 0,001 g) catat berat KHP.
3.Larutkan KHPdengan 50 ml air suling.
4.Tambahkan 3 tetes insikator Phenolptalein.
5.Titrasi dengan NaOH 0,1 M, catat jumlah NaOH yang digunakan.



Kimia, seperti semua pengetahuan cabang ilmu lainnya, ditegakkan diatas  percobaan-percobaan, di lab kita akan mempelajari teknik-teknik dasar yang digunakan oleh para ahli kimia, dan menerapkannya pada suatu percobaan. Di laboratorium hal utama adalah masalah keselamatan mahasiswa dan dosen. Maka sebelum masuk ke ruang lab yakinkan terlebih dahulu bahwa anda telah membaca ketentuan dan teknik-teknik laboratorium dalam penuntun praktikum kimia dasar. Bekerja secara hati-hati, efesien adalah merupakan sesuatu yang dituntut dalam program laboratorium. Percobaan harus didisain terlebih dahulu sehingga rencana kerja dapat diselesaikan dalam masa normal sekitar dua jam kalau seandainyam anda betul-betul sudah siap dan kerja secara efesien. Berikut ini adalah aturan-aturan keselamatan umum & tata tertib dilaboratorium.

KETENTUAN UMUM

1.Gunakan kaca mata pelindung debu & jangan menggunakan lensa kontak
2.Gunakan jas lab dan sepatu. Serta gunakan sarung tangan khusus ketika menumpahkan cairan corosive (yang merusak)
3.Dilarang makan, merokok atau minum
4.Jangan pernah meninggalkan suatu percobaan. Tak boleh menerima tamu, tak  boleh ada api kecuali ada perintah asisten.
5.Simpanlah baju, buku-buku dan lainnya yang dimiliki diatas rak yang ada dilaboratorium.
6.Gunakan lemari asam untuk percobaan yang melibatkan atau menggunakan gas berbahaya.
7.Bacalah label yang tertera di botol atau wadah dengan cermat untuk meyakinkan anda terhadap bahan yang betul tersebut. kenali sifat-sifat bahan kimia yang akan anda kerjakan di dalam setiap percobaan.


PERHATIKAN PETUNJUK PENCEGAHAN KECELAKAAN BERIKUT INI
1.Bekerja dengan tabung atau batang gelas
a.Ketika memasukkan tabung atau thermometer kedalam tutup karet, selalu gunakan gliserin atau air sabun sebagai pelican. Lindungi tangan anda dengan cara membungkus tabung gelas tersebut dengan handuk
b.Dibilas dengan api semua pinggiran tabung atau batang gelas tersbut.
c.Buang segera glassware yang retak atau pecah kedalam tempat sampah yang sesuai. Ganti barang yang pecah dari laci anda dengan menghubungi  bagian perlengkapan.
d.Jangan memanaskan gelas ukur, labu ukur, atau ermometer langsung dengan api Bunsen.
3.Susunlah alat-alat percobaan dengan cermat
4.Jangan membawa botol reagensia keats meja anda.
5.Melepaskan tutup gelas dari botol reagensia Gengamlah tutup botol antara dua jari telunjuk dari jari tengah dengan telapak tangan anda menghadap ke atas. Peganglah tutup tersebut pada posisi ini sampai anda menutupnya kembali botol tersbut. Jangan menaruh tutup tersebut keats permukaan lain. Ini akan terhindar dari kontaminasi.
6.Mengambil bahan kimia cair Bawalah beker gelas bersih ke botol reagensia. Keluarkan atau lepaskan tutupnya dan tuangkanlah sejumlah yang telah dipeerkirakan kedalam beker glass. Jangan masukkan pipet tetes kedalam botol. Tutupkan kembali stopper dan kembalikan lagi ke meja anda dengan reganennya. Jangan mengambil lebih dari pada yang diperlukan, jika seandainya berlebihan mengambil kelebihannya  buang pada tempatnya

PROSEDUR MENGATASI KECELAKAAN
Bila setiap ada kecelakaan di laboratorium, maka perhatikanlah apa yang harus diperbuat seperti dibawah ini :
1.Laporkan kepada asisten (instruktur) atau kepala laboratorium. Bila hal ini darurat, ambillah segera langkah-langkah untuk mengeluarkan personil ketempat yang aman atau jauh dari tempt kecelakaan.
2.Kenali lokasi-lokasi dan cara kerja alat-alat berikut di laboratorium : Air pancuran pencuci mata APM Shower pengaman darurat SPD Pemadam kebakaran PK Pintu keluar darurat PKD Kotak P3K P3K Selimut api (pasir, karung) SA Kotak alarm api KAA Telepon terdekat TT Kantor kepala laboratorium KKL
Air pancuran pencuci mata
APM
Shower pengaman darurat
SPD
Pemadam kebakaran
PK
Pintu keluar darurat
PKD
Kotak P3K
P3K
Selimut api (pasir, karung)
SA
Kotak alarm api
KAA
Telepon terdekat
TT
Kantor kepala laboratorium
KKL

 
 (Buatlah denah lokasi dari fasilitas laboratorium tersebut)
1.Bila bahan kimia korosive memercik ke mata anda. Segera cuci mata anda dengan air dari pancuran pencuci mata
2.Apabila terbakar sendiri. Untuk luka bakar kecil, anda dapat menaruhkan air es yang terluka bakar untuk menghilangkan rasa sakit. Tidak boleh menempelkan apapun pada tempat luka bakar tersebut, kecuali suatu analgetik topical. Untuk luka bakar besar, hubungi langsung dokter.
3.Apabila terjadi kebakaran. Ambil alat pemadam kebakaran terdekat, lepaskan kunci pengamannya, bidik sumber api, dan dari jarak beberapa meter semprotkan alat tersebut sampai apinya padam

PENGELOLAAN LIMBAH KIMIA


 


Rounded Rectangle: Dilarang membuang bahan kimia sembrangan dengan cara menumpahkan/membuang begitu saja kedalam saluran pipa atau kaleng sampah. Bak pembuangan limbah bahan kimia secara rutin tersedia di dalam laboratorium

Selasa, 23 September 2014

Penyimpanan Bahan Kimia




Tata cara pengaturan dan penyimpanan bahan kimia di laboratorium merupakan bagian yang sangat penting. Ini karena bahan kimia cenderung mempunyai potensi bahaya, baik itu mudak terbakar, meledak, reaktivitasnya maupun bahaya lain. Dengan demikian, mau tak mau kita harus mengenal terlebih dahulu bahan kimia tersebut seperti pepatah bilang ‘tak kenal maka tak sayang’.
Ada banyak referensi yang bisa kita rujuk agar kita bisa mengenal lebih detail terhadap bahan kimia. Sumber informasi bahan kimia tersebut antara lain dari :
Informasi dari produsen yang bisa dalam bentuk buku katalog bahan/CD, misalnya dari produsen Merck, JT Baker, BDH, dll.
Literatur / buku tentang Health and Safety.
Material Safety Data Sheet (MSDS).
Informasi dari buku katalog umumnya berisi informasi umum (nama dan komposisi), sifat fisik & kimia serta simbol bahaya. Sedang informasi MSDS didapat secara up to date dengan download dari berbagai sumber.
Beberapa hal penting tersebut memang harus diperhatikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada bahan kimia. Terlebih lagi bahan kimia merupakan bagian dari sebuah riset sehingga jangan sampai berpengaruh pada hasil riset. Data hasil riset haruslah mempunyai tingkat akuraritas yang tinggi, dalam arti kata tetap presisi dan tidak bias.
Cara pengaturan dan penyimpanan bahan kimia didasarkan atas sifat fisik dan sifat kimia bahan.  Pengaturan tersebut harus memperhatikan kondisi operasional bahan kimia seperti :
Kontrol temperatur  
Perbandingan dan konsentrasi reaktan  
Kemurnian bahan  
Viskositas media reaksi
Kecepatan penambahan bahan
Pengadukan
Tekanan reaksi atau distilasi
Bahaya radiasi
Bahaya padatan yang reaktif
Pengaturan penyimpanan bahan kimia adalah suatu hal yang tidak bisa kita abaikan setiap bahan kimia mempunyai sifat fisika dan kimia yang berbeda seperti misalnya :
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 
Reaksi dekomposisi
Komposisi, struktur & reaktivitas kimia
Bahan-bahan kimia tidak kompatibel
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 
Secara rinci, klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) diatur dalam PP No. 74 Th 2001 tentang Pengelolaan B3. Klasifikasi tersebut sebagai berikut :
Mudah meledak (explosive) 
Mudah menyala (flammable) 
Pengoksidasi (oxidizing) 
Berbahaya (harmful) 
Korosif (corrosive) 
Bersifat iritasi (irritant) 
Beracun (toxic) 
Karsinogenik 
Teratogenik 
Berbahaya bagi lingkungan
Reaksi dekomposisi
Hasil reaksi dekomposisi suatu senyawa bisa menjadi dua atau lebih dan bisa jadi dekoposisi/pemisahan ini terurai menjadi senyawa yang berbeda dengan senyawa sebelumnya. Jenis reaksi ini bisa berjalan lambat dan bisa pula berjalan cepat.

Komposisi, Struktur & Reaktivitas Kimia
Ketidakstabilan atau reaktivitas kimia sering dihubungkan dengan strukturnya. Contoh:
CN2             ( senyawa diazo ) 
C – NO         ( senyawa nitroso )
C – NO2        ( senyawa nitro )
Reaktivitas senyawa tersebut sangat tergantung dari beberapa faktor sehingga yang harus diperhatikan adalah kondisi operasionalnya seperti :
Kontrol temperatur
 Perbandingan dan konsentrasi reaktan
 Kemurnian bahan
 Viskositas media reaksi
 Kecepatan penambahan bahan
 Pengadukan
 Tekanan reaksi atau distilasi
 Bahaya radiasi
 Bahaya padatan yang reaktif
Bahan-bahan kimia tidak kompatibel (Chemical Incompatibility Matrix)
Identifikasi bahan di masing-masing lab.
Perhatikan MSDS 
Pahami prosedur penanganan
Pengaturan dan penempatan bahan kimia sebaiknya dipisahkan berdasarkan perbedaan klas bahaya. Sebagai contoh perlakuan masing-masing klas bahaya adalah sebagai berikut : Jenis Asam
Pisahkan dari logam reaktif: sodium, potassium, dan magnesium.
Pisahkan asam pengoksidasi dengan asam organik dan bahan yang  flammable dan combustible. 
Asam asetat adalah cairan flammable.
Asam Nitrat dan HCl bisa ditaruh dalam tempat yang sama tetapi pada rak yang berbeda. Dapat membentuk gas Cl2dan gas nitrosyl chloride yang toksik.
Pisahkan asam dengan bahan yang bisa menhasilkan toksik atau gas mudah terbakar apabila terjadi kontak dengan asam seperti: sodium sianida, besi sulfida dan kalsium karbida.
Pisahkan Asam dan Basa
Jenis Basa (Bases)
Pisahkan dari asam, logam, bahan mudah meledak, peoksida organik 
Jangan menyimpan larutan NaOH dan KOH dalam rak alumunium
Pelarut (Flammable dan combustible)
Simpan dalam kaleng dalam lemari solvent
Pisahkan dari asam peoksidasi dan oksidator lain 
Jauhkan dari sumber pembakar: panas, api dll
Pengoksidasi
Jauhkan dari materi yang combustible dan flammable
 Jauhkan dari bahan pereduksi seperti seng, logam alkali, dan asam format
Sianida
Pisahkan dari larutan berair, asam dan pengoksidasi.
Bahan reaktif terhadap Air  
Simpan di tempat dingin, kering yang jauh dari sumber air 
Siapkan Racun api kelas D didekatnya
Bahan Piroforik
Dalam kemasan asli, simpan di tempat yang dingin 
Berikan tambahan seal yang kedap udara
Light-Sensitive Chemicals
Simpan di botol gelap/berwarna dalam tempat dingin kering dan gelap.
Bahan pembentuk peroksida
Simpan di tempat kedap udara atau tempat penyimpanan bahan flamable 
Pisahkan dari pengoksidasi dan asam
Bahan Beracun
Simpan sesuai sifat bahan kimia penyusunnya 
Pergunakan sistem keamanan yang memadai
Tempat cairan
Semua cairan kimia berbahaya harus disimpan dalam tray (nampan) untuk meminimalkan efek karena tumpahan atau bocoran. Kapsitas tray harus 110% volume botol terbesar atau 10% dari agregat seluruh volume. 
Rak penampung disesuaikan dengan sifat bahan (cairan) yang disimpan dalam botol. Jangan menggunakan bahan alumunium.

Chemical Storage Cabinets
Approved corrosive storage cabinets berfungsi untuk untuk penyimpanan asam dan basa.
Flammable storage cabinets berfungsi untuk menyimpan cairan flammable liquids

Cara Penanganan Tumpahan Bahan KImia

 

       Tumpahan bahan kimia yang tidak disengaja dapat menyebabkan efek berbahaya bagi keselamatan diri kita , orang lain maupun lingkungan di sekitar kita . Contoh bila terkena tubuh kita , kulit dan mata bisa terbakar, paru-paru menjadi rusak, dan menyebabkan cacat fisik yang lainnya . Tumpahan bahan kimia juga dapat menyebabkan kerugian lingkungan seperti kebakaran ,ledakan , kerusakan karat terhadap material, polusi udara. Waktu menghadapi tumpahan bahan kimia seharusnya diantisipasi sebelum hal itu terjadi, dengan cara menentukan apa yang akan kita lakukan dan menyediakan obat-obatan serta peralatan P3K yang diperlukan untuk perlindungan diri. Cara mengantisipasi tumpahan bahan kimia diantaranya : 

Pertama kita perlu belajar dan mengetahui semua bahaya yang terkandung dalam bahan atau zat kimia yang akan kita gunakan. jika zat kimia tersebut terpapar oleh udara, oksigen, api, air atau bahkan gerakan . dan jika zat kimia itu bersifat korosi, iritan,reaktif,mudah meledak dan mudah terbakar. Serta Jika masuk kedalam pernafasan, dan terkena kulit. Ada beberapa prosedur dasar untuk menangani sebuah tumpahan. 

1. Beritahu semua orang yang ada di area tumpahan. 

2. Hubungi nomor darurat yang sesuai yang seharusnya telah terpasang di tiappesawat telpon. 

3. Beri bantuan korban, pindahkan mereka dari paparan dan mandikan jika diperlukan. 

4. Tergantung jenis dan sifat bahan kimia tersebut, Anda mungkin perlu membuka jendela dan pintu untuk memberikan sirkulasi udara yang cukup, menutup area yang terpapar untuk menyimpan tumpahan atau mematikan sumber nyala api dan panas. 

5. Jika Anda terlatih dan berwenang, gunakan material yang tepat untuk menyerap atau menampung tumpahan. Contohnya, Anda bisa menggunakan perlengkapan untuk menetralkan tumpahan asam, Untuk bahan kmia lainnya, Anda mungkin perlu menaburkan penyerap pada tumpahan, atau sekitar tumpahan dengan tanggul. Jangan berupaya membersihkan dalam situasi seperti di bawah ini: 

1. Kita tidak tahu material apa yang tumpah. 

2. Kita tidak memiliki cukup pelindung atau peralatan yang tepat untuk melakukan pekerjaan tersebut. 

3. Tumpahan terlalu luas dan banyak. 

4. Tumpahan sangat beracun. 

5. Kita merasa gejala terpapar. 

A. Cara Mengatasi Tumpahan Asam atau Basa: 

.Tumpahan disiram dengan air, dinetralkan dengan soda atau NaHCO3disapu ke saluran drainase. 

B. Cara Mengatasi tumpahan Darah Tumpahan darah harus dinilai dan ditangani segera. Waktu membersihkan ceceran darah: 

a). Sarung tangan yang sesuai harus dipakai.

b).Bahan penyerap seperti lap kertas, kain atau serbukgergaji, harus digunakan untuk menyerap darah atau cairan tubuh 

c). Semua bahan harus disimpan dalam kantong sampah yang anti bocor setelah digunakan 

d). Daerah tersebut kemudian harus dibersihkan dandisinfeksi menggunakan bahan disinfeksi yang sesuai

e). Tumpahan besar dapat disiram dengan air oleh pekerjayang menggunakan pakaian pelindung 

f). Pekerja harus melaporkan semua kejadian saat praktikum

Minggu, 21 September 2014

Alat Pemadam Kebakaran

Alat Pemadam Kebakaran dan Fungsinya

Alat pemadam kebakaran adalah alat perlindungan keselamatan pertama yang diperlukan untuk membantu pengendalian kebakaran kecil pada situasi darurat.
Jenis-jenis alat pemadam kebakaran terbagi atas:
1.      Alat pemadam kebakaran bertekanan di dalam dan dioperasikan oleh cartridge (Stored Pressure Extinguisher); merupakan tipe pemadam api yang paling umum digunakan dan dilihat pada tempat-tempat umum seperti di perkantoran, perrumahan, rumah sakit kecil / klinik. Dimana gas penyembur disimpan pada tabung itu sendiri. Bahan yang umum terisi adalah nitrogen, air, atau busa. Umumnya tipe alat pemadam api ini tidak efektif digunakan untuk kebakaran yang sudah besar.
2.      Alat pemadam kebakaran yg dioperasikan oleh cartridge yang terpisah (Side Cartridge Operated); tipe pemadam api yang digunakan khusus untuk tempat-tempat berskala besar seperti industri / pabrik. Pada tipe ini, gas penyembur berisi dalam cartridge yang terpisah yang harus ditekan lebih dulu sebelum mengalir keluar, mendorong bahan pemadam. Umumnya jenis alat pemadam api ini cenderung lebih efektif dalam mengendalikan api
Berikut gambar sederhana dari 2 jenis alat pemadam kebakaran yang dijelaskan di atas :

Untuk menentukan jenis tabung pemadam kebakaran yang tepat, silahkan lihat tabel kelas berikut :
Kelas Kebakaran
Media
Dry Chemical Powder
Foam AFFF
Co2
Hcfc-141B
Kelas Kebakaran A
Kain, Kayu, Kertas
Ya
Ya
Tidak
Ya
Kelas Kebakaran B
Minyak, Benda Cair
Ya
Ya
Ya
Ya
Kelas Kebakaran C
Gas, Kimia, Listrik
Ya
Tidak
Ya
Ya





Alat perlindungan diri ( APD )

Alat perlindungan diri ( APD ) Dalam Melakukan Pekerjaan Penelitian

  





 Pengertian APD
      Adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya Mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya ditempat kerja. APD di pakai setelah  (  Enggineering ) dan cara kerja yang aman ( Work Praktices ) telah Maksimum.
Jenis-jenis APD
1.    Alat perlindungan kepala
     Berdasarkan fungsinya ada 3 bagian yaitu:
·         Topi pengamana (safety helmet), untuk melindungi kepala dari benturan atau pukulan  benda-benda
·         Topi / tudung untuk melindungi kepala dari api, uap-uap korosif, debu, kondisi iklim yang buruk
·         Tutup kepala, untuk menjaga kebersihan kepala dan rambut atau mencegah lilitan rambut dari mesin.


Alat perlindungan kepala dapat dilengkapi dengan alat pelindungan diri yang lain, yaitu :
·         Kacamata / goggles
·         Penutup muka
·         Penutup telinga
·         Respirator / dan lain-lain

2.    Alat pelindung telinga ada dua jenis :
·         Sumbat telinga ( ear plug )
      Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya tak terganggu. Kemampuan attenuasi (daya lindung) : 25-30 DB. Sumbat telinga yang terbuat dari kapas mempunyai daya attenuasi paling kecil               antara 2-12 DB.

·         Tutup telinga ( ear muff )
      Jenisnya sangat beragam. Tutup telinga mempunyai daya lindung (attenuasi) bersikaran antara 25-30 DB. Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dengan sumbat telinga dengan sumbat telinga, sehingga dapat mempunyai daya lindung ( attenuasi ) yang lebih besar.



3.    Alat pelindung muka dan mata ( face Shield)
Perlindungan muka dan mata merupakan persyaratan mutlakyang harus dikenakkan pemakaian saat bekerja di laboratorium terutama saat bekerja dengan bahan kimia untuk melindungi mata dan wajah dari tumpahan bahan kimia, uap kimia dan radiasi. Secara umum pelindungan mata dan wajah terdiri atas kaca mata pelindung, goggle, pelindung wajah dan pelindung mata khusus yaitu goggle yang menyatu dengan masker khusus untuk melindungi matah dan wajah dari radiasi dan bahaya mata laser.
Secera umum fungsi alat pelindungan muka dan mata ( face shield ) yaitu melindungi muka dan mata dari :
·         Lemparan benda-benda kecil
·         Lemparan benda-benda panas
·         Pengaruh cahaya
·         Pengaruh radiasi tertentu
·         Perlindungan mata dan muka
Ada pun syarat-syarat  alat pelindung muka dan mata
a.       Tahan terhadap api
b.       Tahan terhadap lemparan benda-benda
c.        Syarat optis tertentu
d.       Alat pelindung mata terhadap radiasi
  

4.    Alat Pelindung Pernapasan
         Kontaminasai bahan kimia yang paling sering kedalam tubuh manusia lewat pernafasan seperti partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan. Ada 3 jenis alat perlindungan pernapasan
a.    Respirator yang sifatnya memurnikan udara
Ø  Respirator yang mengadung bahan kimia
Ø  Respirator dengan filter mekanik
Ø  Respirator yang mempunyai filter mekanik dan bahan kimia
b.    Respirator yang di hubungkan dengan supply udara bersih
c.     Respirator dengan supply oksigen


5.    Pakain kerja
     Baju yang dikenakka selama bekerja di laboratoium atau yang disebut jas laboratorium pada umumnya terbuat dari kain katun dan bahan sintetik. Selain jas laboratorium, perlindungan bahan lainnya dapat berupa apron yang berfungsi untuk melindungi diri dari cairan korosif dan irirtan dan jumpsuits yang direkomendasikan untuk keadaaan berisiko tinggi seperti penanganan bahan karsinogenik dalam jumlah banyak. Bahan perlindungan badan harus dapat melindungi pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas ,uap, lembab dan radiasi.
    Pakaian kerja khusus untuk perkerjaan denagn sumber-sumber bahay tertentu seperti :
·     Tahan terhadap radiasi panas
Pakaian kerja untuk radiasi panas, harus dilapisi bahan yang bias merefleksikan panas, biasanya aluminium dan berlkilau. Bahan-bahan pakaian lain yang bersifat isolasi terhadap panas adalah : wool, katu, asbes ( tahan sampai 500 derajat celcius ), keca tahan sampai 450 derjat celcius, Terhadap radiasi mengion.
·     Tahan terhadap cairan dan bahan-bahan  kimia
Biasanya terbuat dari bahan pelastik atau karet.

6.    Sarung tangan
Fungsi melindingi tangan dan jari-jari api, panas, dingin, radiasi elktromagnetik dan radiasi mengion, listrik, bahan kimia, benturan dan pukulan, luka, lecet dan infeksi. Bahan pelindung tangan yang dipilih harus sesuai dengan bahan kimia yang ditangani karena sifat sarung tangan yang mudah rusak.
Bahan-Bahan yang di guanakan dapat berupa :
·     Asbes, Katun, wool, untuk panas dan api
·     Kulit untuk panas, listrik, luka, lecet
·     Karet Clam atau Sintetik, untuk kelebaban  air, bahan kimia, dan lain-lain
·     Poli viniyl chloride ( PVC ), untuk zat kimia, asam kuat, oksidator dan lain-lain

8.    Pelindung Kaki
       Fungsinya untuk melindungi kaki dari tertima benda-benda berat, terbakar karena logam cair, bahan kimia Korosif, dermatitis karena bahan-bahan kimia, kemungkinan tersandung atau tergelincir.


                                     Adapun syarat-syarat dari Alat Pelindung Diri ( APD )
·         Enak dipakai
·         Tidak mengganggu kerja

·         Memberikan perlindungan yang efektif sesuai dengan jenis bahaya di tempat kerja